Suatu kali saya pernah diundang Media Trip atau jalan-jalan ke sebuah negara bersama rekan-rekan media. Dari daftar yang diundang, tercantum 8 orang dari media cetak, media online, dan TV. Namun ada seorang cewek yang tidak bekerja di media manapun. Saya yang kepo pun bertanya kepadanya kok bisa ikut media trip? Jawabannya, dia adalah salah satu pemenang ketiga kontes Puteri apaan gitu – yang saya nggak pernah denger sebelumnya. Karena dia kenal dengan Duta Besar di Jakarta, jadilah dia diajak.
Anyway, sebut saja dia Miss Rempong*, karena asli rempong banget orangnya! Si Miss ini berusia awal 20an, cantik, putih, tinggi – khas Puteri kecantikan. Saya tidak ada masalah personal sama dia, hanya saja dia membuat rempong semua orang!
Pertama ketika kami naik pesawat dari bandara Soekarno-Hatta, si Miss ini datang paling belakangan. Kami semua tidak mengenal satu sama lain, tapi sudah membentuk grup Whatsapp untuk janjian. Kami sudah di ruang tunggu, si Miss malah baru check in. Ketika naik pesawat, si Miss datang dengan baju sangat rapi; sepatu hak, blazer dan tas jinjing cantik. Bagasinya ternyata yang terberat di antara kami semua. 25 kg dengan ukuran koper besar bak mau migrasi ke negara lain, padahal cuma seminggu.
Kami sampai di negara tersebut pagi hari, dikasih waktu hanya beberapa jam istirahat di kamar untuk bertemu kembali di lobi hotel. Acara pertama kami adalah bertemu Menteri Pariwisata negara tersebut sehingga tidak boleh telat. Siapa dong yang telat datang? Tentu si Miss! Kami semua sudah duduk manis di bus, si Miss datang berlari-lari sambil berkata, "Maaf, ketiduran! Ini aja buru-buru turun, padahal belum mandi!" Perlu diketahui, belum mandi bagi dia artinya dia datang dengan make up tebal. Berarti bela-belain nggak mandi tapi dandan, dan kami semua disuruh nungguin dia! Pret! Anehnya lagi, saat meeting berlangsung di sebuah hotel mewah bersama Menteri, si Miss ternyata memakai selempang "Putri" di badannya! Euh?
Dari situ kami langsung berwisata ke suatu situs arkeologi di atas bukit cadas. Sebelum berangkat ke negara itu, kami semua sudah tahu itinerary-nya akan jalan kaki semi hiking. Berarti kudu bawa sepatu yang nyaman kan? Mau tahu apa yang dipakai si Miss? Stiletto, alias sepatu dengan hak tinggi dan runcing! Tentu dia berjalan terseok-seok dan paling belakang di antara kami.
Besoknya kami berkunjung seharian ke situs arkeologi yang lebih luas lagi, jadi kami pakai sepatu olah raga/trekking. Si Miss agak mending… pakai sepatu wedges dengan tinggi hak 12 cm! Setelah jalan kaki 1 kilometer, sepatu si Miss jebol. Haknya putus sebelah! Hadeuh. Untungnya si Miss pinter, dia mencopot hak sepatu sebelahnya lagi, jadilah sendal flat yang terlihat berantakan. Dan dengan santainya hak sepatu ditinggal aja di kuil ribuan tahun sampai kami semua membentaknya untuk membuang ke tempat sampah!
Setelah kejadian itu, kami baru tahu bahwa si Miss ternyata memang tidak membawa sepatu lain selain empat pasang sepatu hak! Jadilah setiap hari dia sibuk pinjam sepatu teman saya sampai kaki si Miss lecet-lecet dan teman saya kesal karena sepatunya diinjak.
Selain tidak bawa sepatu nyaman untuk jalan, ternyata si Miss juga tidak bawa sampo, sabun, odol. Alasannya karena akan tersedia di hotel. Tapi dari itinerary kami semua sudah tahu bahwa kami akan camping. Alhasil dia ribut cari pinjaman.
Si Miss setiap hari pakai baju berganti-ganti, sehari minimal 3 kali. Demi foto kece di Instagram, katanya. Make up selalu tebal. Tas jinjing selalu dibawa. Tapi asli bikin gengges! Udah tau kami media yang harus memperhatikan penjelasan guide, harus mencatat dan memotret pemandangan, eeh dia sebentar-sebentar minta difotoin! #hakdezig
Soal baju, saya pernah masuk ke kamarnya sebelum makan malam. Dalam setengah jam ternyata dia berganti baju sudah 3 kali karena tidak bisa memutuskan yang mana! Teman saya pun pernah masuk ke kamarnya malam hari, ternyata si Miss tidur pakai lingerie! Wow!
Tapi bukan Miss Rempong namanya kalau nggak bikin rempong. Udah tau kami akan ke situs religius yang perlu selendang penutup kepala, dia nggak bawa. Sibuklah dia cari pinjaman. Udah tau kami akan ke 2 tempat yang aktivitasnya adalah berenang, tapi si Miss (yang setiap hari selalu pakai baju ketat dan seksi) nggak bawa baju renang! Saya yang perenang ini pun berkomentar nyinyir, "Masa koper lu 25 kg dan bawa baju seabrek-abrek, tapi nggak bawa baju renang yang seuprit?!" Alhasil dia nyebur di pantai pakai celana pendek dan kaus, dan sempat suatu kali diusir petugas kolam renang hotel bintang lima karena tidak berbaju renang.
Kesimpulannya, setiap hari si Miss selalu bangun terlambat dan datang berkumpul paling belakangan, termasuk saat kami bersiap berangkat ke bandara untuk pulang. O ya, si Miss adalah orang nomor satu tukang belanja. Dia sering hilang dari rombongan karena sibuk belanja ke sana ke mari – itu pun nggak beli alat mandi dan sepatu untuk dirinya sendiri, padahal itu yang paling dibutuhkan.
Tapi itu belum seberapa. Puncaknya adalah ketika dia meminta pembalut kepada para peserta cewek! Saya sampai nyolot, "Lha, emang lo nggak tau siklus haid sendiri sampai nggak persiapan bawa pembalut sendiri?!" Karena kami para cewek tidak ada yang bawa, akhirnya si Miss punya akal… dia menyumpalnya dengan tisu toilet!
Doh, dasar Miss Rempong!
Semoga Anda bukan tipe orang yang rempong begitu saat traveling. Tapi, pernah nggak punya pengalaman yang sama? Atau punya teman traveling yang rempong juga? Seberapa rempong kah dia? Coba deh ceritain di komen di bawah.
—
*Rempong = repot