Selamat Datang di www.cetak-tiketku.blogspot.com, Peluang Usaha Untuk Mengelola Bisnis Penjualan Tiket Di Rumah Anda dengan Mudah ....!


Selamat Datang

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..

Tahukah anda bahwa Internet juga bisa digunakan untuk menjalankan bisnis jutaan rupiah dengan modal terjangkau? Ya, kini anda dapat memanfaatkan Internet agar dapat menghasilkan jutaan rupiah per bulannya.

BERIKUT INI BUKTI KESERIUSAN KAMI
MENGAJAK ANDA MEMULAI USAHA BISNIS TIKET PESAWAT SECARA ONLINE

Menjadi Biro Tiket Pesawat tidaklah sesulit yang anda bayangkan bisa dilakukan kapan saja dimana saja oleh anda yang berprofesi sebagai karyawan, Pengusaha, ibu rumahtangga, mahasiswa, atau siapa saja! DIJAMIN, Anda tidak ingin melewatkan Peluang berharga ini...

Resiko ? Setiap Bisnis mempunyai resiko, Hal terpenting adalah bagaimana strategi anda mengolah resiko menjadi profit, salah satu cara mencari peluang bisnis dengan nilai investasi yang kecil.

Berapa modal yang anda keluarkan? Untuk menjadi agen penjualan tiket pesawat online sangatlah murah yaitu hanya sebesar Rp. 150000,- saja. Itu tidak seberapa mahal jika dibanding anda menjadi agen penjualan tiket secara offline.

KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.
2. Data yang transparan langsung dari airline.
3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.
4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.
5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.
6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama www.birotiket.com, selengkapnya silahkan klik disini

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI
POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA


Bergabung? silahkan klik disini

Rabu, 29 Juni 2016

The Naked Traveler

The Naked Traveler


[Buku Baru] The Naked Traveler 7

Posted: 28 Jun 2016 10:04 PM PDT

TNT-7-3d

Buku terbaru saya, The Naked Traveler 7 akan segera terbit! Buku ini merupakan seri ke-7 dari buku travel terlaris di Indonesia, setelah The Naked Traveler 1,2,3,4 dan The Naked Traveler: Round-the-World Trip part 1 & 2.

Spesialnya dari buku #TNT7 ini karena featuring #YasminNaikHaji. Ya, sahabat jalan saya, Yasmin @jeng_yasmin, turut berkontribusi mengenai perjalananannya naik haji! Buku ini juga full color, lengkap dengan foto-foto dan ilustrasi kece, plus gratis pembatas buku. Tebalnya pun 296 halaman – paling tebal dari semua buku seri The Naked Traveler, jadi bakal puas bacanya!

Sinopsis

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Trinity pertama kali menuliskan rekaman perjalanannya melalui blog naked-traveler.com. Siapa sangka perjalanan-demi-perjalanan ke hampir seluruh provinsi di Indonesia dan 73 negara di dunia, mengantarkannya pada 13 judul buku, termasuk buku ke-7 dari seri The Naked Traveler ini.

Trinity menumpahkan hal-hal seru, yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan bikin nagih, yang lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksikan pesona India yang  bersalju di Kashmir, berpesta 3 hari di karnaval di Seychelles, camping bersama singa di Tanzania, mengikuti kapal ekspedisi penelitian bawah laut di Pulau Koon, mencoba aktivitas pemompa adrenalin di New Zealand, terbakar matahari setelah siklon di Fiji, hingga bertemu dinosaurus terbesar di dunia di Kanada.

Yasmin —partner traveling di #TNTrtw, kali ini turut berkontribusi menuliskan satu-satunya pengalaman yang tidak mungkin dimiliki Trinity: naik haji. Pengalaman #YasminNaikHaji menambah keseruan buku ini. Lewat kisahnya, selain menunaikan haji, Yasmin juga mengeksplorasi Mekah dan Madinah dengan cara berbeda.

Penerbit: BENTANG PUSTAKA
ISBN: 9786021246986
Tahun Terbit: Juni 2016
Halaman: 296 Halaman
Berat: 0,35 Kg
Format: Soft Cover
Harga: Rp 84.000,-

Pre-Order

Supaya dapat buku #TNT7 ini duluan, dapat diskon minimal 15%, diantar langsung ke rumah, dan dapat tanda tangan saya dan Yasmin, maka silakan pre-order pada 27 Juni – 27 Juli 2016 di toko-toko buku online sebagai berikut: mizanstore.com, temanbuku.com, bukabuku.com, bukukita.com, parcelbuku.com, bukubukularis.com, pengenbuku.com, @demabuku, toko klasika, grobmart.com, kupukupubuku.com

Kalau mau paket spesial buku #TNT7 + tanda tangan saya & Yasmin + T-shirt (gambar cover buku, ukuran all size) dengan harga Rp 150.000,- bisa order ke mizanstore.com

Ingat, jumlah buku sangat terbatas! Jadi buruan hubungi toko-toko buku online di atas dan segera order ya?

Karena percetakan dan distribusi tutup libur lebaran, jadi semua buku #TNT7 yang pre-order akan diantar pada akhir Juli 2016. Sedangkan buku #TNT7 akan tersedia di toko buku reguler (Gramedia, Gunung Agung, Togamas, dan lain-lain) di Jabodetabek mulai minggu pertama Agustus 2016. Kota-kota lain tersedia mulai seminggu sesudahnya, di luar Jawa secara bertahap tersedia mulai dua minggu sesudahnya. Launching akan diadakan di Jakarta antara tanggal 5-7 Agustus 2016. Informasi launching dan road show di kota-kota lain, tunggu infonya di Twitter/Instagram/Facebook @TrinityTraveler.

Terima kasih dan selamat berburu! :)

Jadi delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015

Posted: 07 Dec 2015 09:19 AM PST

Momen paling membanggakan sebagai penulis selama tahun 2015 adalah ketika saya diundang pemerintah Indonesia untuk hadir dalam Frankfurt Book Fair pada 13-18 Oktober. Acara tahunan tersebut adalah pameran trading buku terbesar di dunia dari jumlah penerbit dan pengunjung yang hadir, juga yang tertua di dunia karena tradisi itu sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Tahun 2015 ini Indonesia menjadi Guest of Honour. Artinya, tema pameran adalah tentang Indonesia, acara berfokus pada Indonesia, dan Indonesia mendapat jatah stand terbesar. Tema yang diusung Indonesia tahun ini adalah 17,000 Islands of Imagination.

Menjadi Guest of Honour adalah hal yang penting bagi suatu negara, namun seperti sudah diduga persiapannya serba mendadak padahal sudah tahu beberapa tahun sebelumnya. Pemilihan penulis yang dikirim konon berdasarkan rapat IKAPI yang mensyaratkan penulis yang sudah terkenal, menerbitkan banyak buku, diutamakan yang bukunya berciri Indonesia, dan sudah diterbitkan ke dalam bahasa Inggris. Denger info, saya sempat tidak jadi diberangkatkan karena ada catatan merah bahwa "Trinity suka menjelekkan orang dalam presentasi" – entah apa artinya dan dari siapa informasi ngaco itu berasal. Saya sih pasrah aja, tapi untunglah 2 bulan sebelum keberangkatan saya dikabari akhirnya ikut dikirim. Hore!

Soal penulis yang diberangkatkan dan tidak rupanya sempat memanas di social media, bahkan ada penulis yang sampai mengundurkan diri karena protes. Saya memilih untuk menyimpan rapat kabar tentang keikutsertaan saya karena malas terlibat drama berkepanjangan. Saya pun tidak membalas komen negatif di social media yang menyerang saya karena saya berangkat. Sebagai penulis ber-genre travel, udah untung banget dikirim. Apalagi disejajarkan dengan Taufik Ismail, Andrea Hirata, Leila S. Chudori dan Dee Lestari – yah, apalah saya ini bukan?

Ada kah penulis idolamu?

Yang mana penulis idolamu?

Meeting antar panitia dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun diadakan. Terjadilah kehebohan berikutnya karena ketidakjelasan informasi. Contohnya, informasi mengenai extend atas biaya sendiri yang tadinya boleh tiba-tiba jadi tidak boleh, yang tadinya boleh cari hotel sendiri eh tiba-tiba harus di hotel yang disediakan panita. Tentu saya melancarkan protes, yang didukung oleh sebagian penulis lain. Kami pun bersatu di grup Whatsapp agar saling berbagi informasi. Ada sekitar 75 orang penulis dan chef yang dikirim, namun total rombongan ada 400-an orang.

Visa Schengen saya urus sendiri karena saya sudah punya travel insurance setahun. Saya memesan penginapan di hostel dekat Hauptbahnhof, terpisah dari rombongan yang hotelnya jauh dari pusat kota. Beberapa hari sebelum berangkat tiket pesawat baru dikirim, asam lambung saya sampai naik karena stres serba nggak jelas gini. Saya naik pesawatnya pun terpisah dari rombongan utama. Lebih stres lagi soal duit. Sistemnya setiap penulis akan di-transfer uang per diem yang akan dipakai untuk biaya hidup kami sehari-hari di Frankfurt, termasuk akomodasi, transportasi, dan makan. Namun sampai beberapa hari kami tiba di Frankfurt, duit tersebut belum juga di-transfer!

Singkat cerita, tempat pameran bernama Messe Frankurt itu gede banget! Luasnya 578.000 m² terdiri dari 4 lantai dengan 10 exhibition hall. Antar hall aja disediakan travelator (semacam escalator datar kayak di bandara). Frankfurt Book Fair adalah pertemuan antar penerbit buku dunia untuk membeli dan menjual rights, jadi bukanlah literary festival yang mempertemukan penulis dan pembaca atau book fair yang sering diadakan di GBK Jakarta yang isinya jualan buku diskonan. Selama tiga hari pertama, pameran ini hanya dibuka untuk lebih dari 7.000 exhibitor dari 100 negara, sedangkan publik baru boleh masuk pada hari keempat. Itu pun jumlah pengunjungnya selama pameran mencapai lebih dari 275.000 orang. Suasana di Messe yang selalu rame dan berdesakan membuat saya semakin optimis bahwa industri buku masih terus berkembang dan saya sudah berada di jalur yang tepat jadi penulis.

Stand utama Indonesia ada di Pavilion yang terdapat juga teater untuk pertunjukkan budaya. Stand buku dan tempat bertransaksi ada di National Stand se-hall dengan negara-negara Asia lainnya. Stand Indonesia yang kecil-kecilnya ada di hall komik, buku anak, dan buku kuliner. Indonesia juga membuka restoran masakan Indonesia yang digawangi William Wongso. Untung lah interior stand Indonesia bagus dan nggak malu-maluin. Memang tidak terlihat grande, tapi itu karena konsepnya minimalis dengan banyak unsur kayu dan warna monokrom.

Selama seminggu acara, setiap hari kami wajib hadir ke Messe. Saya dan teman saya, penulis novel Ika Natassa, selalu jalan bareng keliling hall yang berkilo-kilo meter jauhnya untuk memberi support kepada sesama penulis dan pengisi acara. Setiap sore kami menanti-nantikan acara Happy Hour di mana disediakan makanan Indonesia gratis. Tak ketinggalan kami sibuk foto bareng para penulis Indonesia yang terkenal dan legendaris. Tapi saking capeknya, saya sama sekali nggak jalan-jalan keliling Frankfurt. Hanya saja dua hari terakhir saya diundang oleh Forum Masyarakat Indonesia untuk bedah buku di kota Dresden.

diskusi panel #FBF2015

Yang bikin bangga, delapan judul buku saya dipajang di rak National Stand, juga kutipan gambar komik Duo Hippo Dinamis oleh ilustrator Sheila Rooswitha di Pavilion. Saya pun jadi pembicara di diskusi panel tentang travel writing bersama Agustinus Wibowo dengan moderator Elizabeth Pisani di National Stand. Beberapa wartawan mewawancarai saya dan liputannya masuk media, termasuk di rubrik Nama & Peristiwa koran Kompas. Beberapa pembaca buku saya juga ada yang minta tanda tangan dan foto bareng, termasuk fans dari Malaysia. Yang membanggakan lagi, genre buku travel sudah bisa disejajarkan dengan buku sastra klasik, novel fiksi, dan genre lainnya. Bukan hanya di Indonesia, tapi di Frankfurt Book Fair pun hall khusus buku travel ada dan besar.

Pencapaian penulis Indonesia di Frankfurt Book Fair adalah ketika buku-bukunya dibeli rights-nya oleh penerbit luar negeri untuk diterjemahkan dan diterbitkan di negara lain. Sampai saat ini sih belum ada penerbit luar yang membeli rights buku saya, namun punya buku yang dipajang dan jadi pembicara di Jerman dalam acara berskala internasional cukup membuat saya senyum sumringah karena bangga – biar nggak kalah Agnes Monica yang go international gitu! :)

Sungguh nggak nyangka, bermula dari ngeblog 10 tahun yang lalu, hidup saya bisa jadi begini! Semoga membuat almarhumah ibu saya bangga.

Sabtu, 18 Juni 2016

The Naked Traveler

The Naked Traveler


Jordan is more than Petra

Posted: 18 Jun 2016 06:06 AM PDT

Jordan atau Yordania adalah sebuah negara di Timur Tengah yang berbatasan dengan Arab Saudi, Suriah, Irak, Israel, Palestina. Meski Jordan dekat dengan wilayah konflik, namun ia adalah negara paling aman se-Timur Tengah. Boro-boro perang, tingkat kriminalitasnya aja sangat rendah. Karena amannya, Jordan sering dijadikan tempat perjanjian antarnegara yang bertikai di sekitarnya, bahkan sering jadi tujuan pengungsi. Meski mayoritas penduduk Jordan adalah Islam, tapi Jordan adalah negara yang netral dan liberal. Bersama Mesir, Jordan merupakan salah satu dari hanya dua negara Arab yang mendantangani perjanjian damai dengan Israel.

Pariwisata Jordan meningkat pesat sejak Petra menjadi salah satu pemenang "7 New Wonders of the World". Namun tidak hanya Petra karena masih banyak lagi destinasi pariwisata yang menarik dikunjungi di Jordan, antara lain;

Religious Tourism

Bagi umat Kristiani, Jordan memiliki situs penting yang tertulis dalam Alkitab. Ada "Bethany Beyond the Jordan" yang merupakan tempat baptis Yesus orosinil di Sungai Yordan dan baru saja disahkan UNESCO World Heritage Site pada 2014 – jadi bukan di sisi Israel yang selama ini populer dikunjungi orang. Yang penting lainnya adalah Mount Nebo, tempat Musa menunjuk Tanah Perjanjian dan meninggal dunia. Ada juga Amman (di Alkitab disebut Amon, tempat Daud menyuruh Uria berperang), Umm Qays (tempat Yesus menyembuhkan dua orang kerasukan di Gadara), Madaba (sering disebut di Perjanjian Lama tentang Musa, tempat perang Daud melawan Moab), Kings' Highway (Abraham dan Musa melewati jalan ini), dan lain-lain.

Bethany Beyond the Jordan

Bethany Beyond the Jordan

Raja dari Kerajaan Yordania Hasyimiah ini adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad. Bagi umat Islam, Jordan memiliki situs penting, antara lain Al-Raqim (gua Tujuh Orang Tertidur), Bosra Al-Sham (tempat Nabi Muhammad bertemu dengan biara Bahira), Safawi (tempat Nabi Muhammad berteduh di bawah sebatang pohon dalam perjalanan ke Suriah). Banyak pula makam para sahabat Nabi Muhammad, antara lain makam Abdul Rahman bin Awf Al-Zuhri di Amman, Abu Dharr Al Ghitari di Madaba, Zaid bin Harithah di Karak, Abu Ubeida Amer bin Al-Jarrah di Lembah Yordania, dan lain-lain.

Archaelogical Tourism

Amman Citadel – Dihuni sejak zaman Neolitikum (10.200 SM), bangunan yang masih ada antara lain Temple of Hercules (abad ke-2), Gereja Bizantium (abad ke-4) dan Umayyad Palace (abad ke-8). Terdapat juga Jordan Archeological Museum yang terdapat berbagai artefak, terutama patung tembikar berwajah manusia tertua di dunia pada tahun 8000-6000 SM.

Patung Ain Ghazal sejak 8000-6000 SM

Patung Ain Ghazal dibuat tahun 8000-6000 SM

Jerash – Dihuni sejak 6500 tahun yang lalu, masa kejayaan Jerash adalah pada masa kekuasaan Romawi abad ke-1 (dulu bernama Gerasa). Saat ini Jerash merupakan salah satu kota Romawi yang paling well-reserved di dunia. Jalan berbatu, tiang-tiang, kuil, pemandian, air mancur, teater terbuat dari granit dan marmer masih terjaga dengan baik saking canggihnya teknologi masa itu. Bahkan tiang-tiang setinggi 16 meter di Temple of Artemis telah dibuat berteknologi anti gempa!

Jalan di Jerash

Jalan di Jerash

Nature Tourism

Ajloun Forest Reserve – Banyak yang mengira Jordan adalah negara tandus dan panas, padahal ia juga memiliki hutan yang terletak di atas bukit. Mayoritas berupa pohon oak yang diselingi pohon pinus, pistachio, dan strawberry. Tersedia trail bagi yang suka hiking. Yang paling oke sih cuacanya yang dingin dan kita bisa tinggal di eco-lodge. Tak jauh dari sana terdapat Ajloun Castle, istana Muslim yang dibangun abad ke-12.

Kalau saya punya waktu lebih banyak lagi, saya sih pengen diving di Red Sea di kota Aqaba.

Wellness Tourism

Dead Sea – Laut Mati kadar garamnya sangat tinggi sehingga kita pasti mengapung di permukaan. Airnya yang berminyak itu mengandung mineral yang dipercaya sangat baik untuk kulit. Dulu saya pernah ke Laut Mati di pantai umum di Israel, kali ini saya merasakan nikmatnya berenang di pantai private karena menginap di Hotel Crowne Plaza, jadi dari kamar tinggal jalan kaki pake bikini. Jangan lupa luluran pake lumpur hitam di sana, jerawat saya langsung hilang!

Dead Sea

Dead Sea

Ma'in Hot Springs – Tak jauh dari Dead Sea terdapat Ma'in yang merupakan oasis di tengah gurun pasir. Memang menakjubkan karena di antara bukit tandus ada pepohonan hijau dan air terjun yang mengalirkan air panas yang kaya mineral. Lagi-lagi karena menginap di Evason Ma'in Resort, saya bisa berendam di kolam air panas secara private.

Film Tourism

Petra – kota berwarna pink dengan bangunan yang dipahat dari tebing ini adalah kunjungan kedua saya. Tulisannya silakan dibaca di buku The Naked Traveler 4 ya? :)

The Treasury, Petra

The Treasury, Petra

Wadi Rum – Gara-gara film The Martian-nya Matt Damon, saya jadi pengin ke Wadi Rum. Berbeda dengan gurun di mana pun di dunia, Wadi Rum memiliki bukit-bukit sandstone yang tinggi jadi pemandangannya tidak flat. Warnanya yang kemerahan emang mirip dengan permukaan planet Mars. Pokoknya foto di sana sangat Instagrammable deh! Untuk berkeliling bisa naik mobil 4×4 atau naik onta. Nongkrong deh di salah satu puncak bukitnya menjelang sunset, wih… keren abis! Biar pengalaman tambah mantap, kita bisa camping di gurun, seperti di Captain’s Desert Camp. Lalu malamnya memandang jutaan bintang yang luar biasa! Bintang memang paling bagus dilihat di gurun yang kering dan tanpa polusi cahaya.

Sunset in Wadi Rum

Sunset in Wadi Rum

Tips

  • Untuk pemegang paspor Indonesia, visa ke Jordan adalah Visa on Arrival dengan membayar 40 JOD (single entry, berlaku sebulan).
  • Maskapai penerbangan Royal Jordanian baru saja membuka rute direct Jakarta-Amman-Jakarta sehingga tidak perlu transit lama-lama lagi.
  • Yang doyan belanja oleh-oleh, tahan sampai di Petra. Di sebelah Hotel Movenpick yang letaknya persis di seberang pintu gerbang Petra berjejer toko-toko suvenir termurah se-Jordan. Contohnya magnet cuma 1 JOD, bisa ditawar kalau beli banyak.
  • Informasi pariwisata Jordan, silakan klik visitjordan.com

Rabu, 01 Juni 2016

The Naked Traveler

The Naked Traveler


The power of female travelers

Posted: 01 Jun 2016 12:20 PM PDT

Sangat sering saya ditanyakan orang "sebagai cewek, ngeri nggak sih traveling?" dan sungguh saya nggak ngerti kenapa pertanyaan semacam itu masih ada di tahun 2014? Bahkan orang-orang tua (untungnya bukan orang tua saya) hari gini masih ada yang bilang, "Traveling? Tapi kamu kan cewek!"

Sebagai cewek, harus diakui umumnya kita memang lebih rentan dibanding cowok secara fisik. Tapi ingat lah bahwa resiko ditipu, dicuri, dirampok, bahkan diperkosa adalah sama juga dengan yang ditanggung cowok. Kriminalitas itu tidak pandang jenis kelamin, umur, fisik dan lain-lain. Secara kasarnya, kalau sial ya sial aja. Jalan-jalan sendiri di malam hari ke tempat yang sepi? Itu sih bukan hanya cewek, tapi cowok pun akan jadi sasaran kejahatan. Dengan menggunakan common sense, semua resiko itu bisa diminimalisasi, dan tentunya ditambah doa agar kita selalu dalam lindunganNya.

Perhatikan nggak? Buku-buku travel di Indonesia sebagian besar ditulis oleh cewek. Semakin lama pun semakin banyak cewek yang traveling. Bahkan perjalanan setahun saya keliling dunia 2012-2013 saya bertemu lebih banyak cewek daripada cowok. Kalaupun ada cowok, sebagian besar dia datang bersama ceweknya.

Apakah karena populasi cewek lebih banyak di dunia? Salah! Saat ini perbandingan pria dan wanita adalah 101:100 kok. Jadi kenapa cewek lebih banyak traveling? Teori saya sih karena umumnya cowok itu lebih serius memikirkan masa depan karena secara kodrat mereka lah yang nantinya wajib menjadi breadwinner (pencari nafkah untuk keluarga). Jadi, cowok lebih cenderung untuk mengejar karir supaya duluan mapan dan bisa menikahi cewek. Sementara cewek, apalagi masih single, mikirnya kalo ada duit ya dipake untuk senang-senang sendiri aja dulu. Hayo ngaku! :)

Menurut saya, jadi cewek itu justru jauh lebih diuntungkan saat traveling. Tahu kan ada istilah "ladies first"? Artinya, kita memang selalu didahulukan. Sebut saya tidak mendukung persamaan hak pria dan wanita. Tapi dalam hal traveling, saya tetap ingin mendapat perlakuan khusus kok!

Pertama, cewek itu sering diberikan tempat khusus. Transportasi publik memberikan space khusus untuk cewek, seperti gerbong khusus di kereta api atau dapat prioritas tempat duduk di bus. Parkir aja di mal, cewek mendapat tempat khusus bukan? Bahkan di India yang katanya paling serem bagi traveler cewek, justru memberikan jalur antrian khusus, disediakan polisi cewek, dan kursi MRT hanya boleh diduduki oleh cewek.

Kalau menginap di hostel, sering tersedia kamar dorm khusus cewek tapi sangat jarang ada dorm khusus cowok. Cowok dianggap lebih fleksibel dengan berbagi kamar dengan cowok maupun cowok, sehingga pilihannya hanya dorm yang mix cewek-cowok. Belum lagi soal toilet dan kamar mandi, untuk cewek umumnya lebih luas dan letaknya lebih dekat.

Dalam soal belanja atau membeli sesuatu yang bukan fixed price, cewek yang emang doyan nawar dianggap wajar bagi penjual sehingga pada akhirnya kita bisa mendapatkan harga lebih murah. Cowok umumnya lebih gengsi dalam hal ini, dan itu terbukti seringnya saya mendapat harga lebih murah dibanding teman-teman traveler yang cowok. Secara umum, barang-barang yang tersedia di pasaran pun sebagian besar ditujukan untuk cewek sehingga kita lebih bebas memilih. Baik membeli barang untuk diri sendiri maupun untuk oleh-oleh kepada cewek lebih mudah karena lebih banyak pilihan.

Justru karena kita cewek, kita harus memanfaatkan "kecewekan" kita. Contohnya kalau kita bertanya arah jalan kepada seseorang, hampir dipastikan ia akan menjawab dengan lebih ramah kepada cewek  daripada kepada cowok – secara cowok kan gengsi kalau nanya jalan bukan? Malah cewek yang nanya jalan dan akhirnya dianterin itu kemungkinannya besar! Kalau naik kendaraan dan mengambil tas dari bagasi, sebagai cewek kita bisa santai meminta tolong kepada kondektur untuk diangkatin. Saya malah kasihan sama cowok, mereka harus berlaku sebagai cowok dengan mengangkat tas sendiri tanpa minta tolong – bahkan mereka merasa berkewajiban membantu traveler cewek lainnya.

Contoh yang lebih ekstrim lagi, kalau cewek ke bar, kita bisa senyum-senyum kedipin bartender cowok untuk mendapat minuman gratis. Hal semacam ini sulit dilakukan oleh cowok, kecuali emang udah kenal sebelumnya. Pokoknya, kemungkinan cewek ditraktir makan dan minum jauh lebih besar daripada cowok!

Masih banyak lagi deh keuntungan cewek traveling. Intinya, kita tinggal pasang muka memelas dan banyak senyum, orang akan senang hati membantu. Nggak usah sok kuat dan tegar deh. Kadang berlagak lemah justru memberikan keuntungan loh! Yang penting, kita tahu batasnya. Berani tegas kalau ada yang kurang ajar. Berpakaian sopan dan tidak "mengundang". Sisanya, kita harus menjaga keamanan dan keselamatan diri, apapun jenis kelaminnya.

Ingatlah, worrying gets you nowhere! Kalau kita khawatir melulu, kapan kita jalan-jalannya dong?


Tulisan ini pernah masuk ke Majalah Elle, 2014