The Naked Traveler |
Posted: 17 Dec 2015 03:00 AM PST Saya sangat menikmati sarapan di hotel, terutama di hotel-hotel di Indonesia – karena makananya makanan Indonesia yang tidak ada yang ngalahin enaknya! Tapi… saya selalu dibuat sebal dengan tingkah para tamu. Pagi itu, saya memperhatikan seorang lelaki setengah baya yang duduk di meja sebelah. Ia datang dengan piring berisi nasi goreng menggunung dan lauk pauk yang menumpuk sampai menutupi nasinya. Belum juga disentuh makanan tersebut, dia sudah beranjak lagi ke egg corner untuk memesan omelette. Sambil menunggu telur matang, dia bergeser ke meja sebelahnya dan mengambil dua lapis roti yang diolesi selai stroberi. Saya yang doyan makan banyak pun salut dengan porsi makan si bapak. Rupanya dia duduk bersama keluarganya yang semuanya mengambil makanan berlimpah sampai mejanya penuh. Dalam lima menit mereka berhenti makan, lalu mengobrol. Saya pun terhenyak. Masih banyak sisa makanan di piring dan di meja mereka! Saya pikir makannya akan diteruskan, nggak tahunya nasi dan lauk pauk hanya diaduk-aduk dan roti lapis yang bekas dua gigitan ditumpuk di atas nasi. Ah, pemandangan yang "jamak" di hotel di Indonesia saat sarapan ala prasmanan di restorannya. Entah ini budaya dari mana asalnya, tapi saya sering sekali melihat pemandangan seperti ini. Orang mengambil makanan berlimpah, tapi tidak dihabiskan. Hal yang sama terjadi juga pada saat pesta resepsi pernikahan. Masih mending kalau sisa makanannya hanya sedikit, ini seringnya lebih dari setengah. Apakah mereka tidak bisa mengukur kapasitas makan diri sendiri? Apakah ini terjadi karena sistemnya makan prasmanan saja? Sebagaian yang makanannya tidak dihabiskan beralasan karena "tidak enak". Duh, kalau begitu jangan diambil sekaligus banyak dong! Meskipun gratis dan prasmanan, bukankah sebaiknya makanan diambil sedikit-sedikit? Alasan lain, "Nanti takut keburu habis diambil orang lain"! Loh, emangnya kalian segitu kekurangan makanan? Yang lebih aneh lagi alasan, "Daripada diambil sama catering-nya". Loh? Anyway, ada tiga pengalaman pribadi yang membuat saya sangat sebal dengan orang yang mengambil banyak makanan tapi tidak dimakan. Pertama, saya selalu ingat almarhum ayah saya yang selalu mengingatkan bahwa makanan itu harus dihabiskan. Alasannya, "Kamu sudah diberi makan aja tidak dihabiskan. Bayangkan orang-orang di Ethiopia yang kelaparan tidak bisa makan!" Sahih. Kedua, saya pernah kerja di dua restoran siap saji selama lima tahun. Saya tahu banget bagaimana susahnya mengelola restoran, terutama mempersiapkan makanan. Semua staf harus menjalani pelatihan berbulan-bulan untuk membuat makanan dengan rasa dan tampilan yang konsisten. Staf bagian dapur berpeluh seharian untuk memasak, bahkan tak jarang tangan mereka terluka kena letupan minyak panas. Bayangkan bila perjuangan mereka jadi sia-sia kalau makanan dibuang begitu saja! Ketiga, saya juga pernah bekerja di perkebunan sayur-mayur. Saya baru sadar betapa sulitnya menumbuhkan sayuran! Mulai dari membeli bibit, menanam, mengairi, memberi pupuk, sampai beberapa bulan kemudian dipetik. Saya ingat klien saya, salah satu jaringan restoran terbesar di Indonesia, setiap hari memesan sayur caysim sebanyak 1,5 ton. Terbayang seberapa besar lahan yang diperlukan untuk menanam caysim, berapa banyak sumber daya dikerahkan. Sedihnya, caysim adalah sayuran yang paling sering tidak dimakan, padahal telah susah payah ditumbuhkan. Kembali ke pemandangan awal, saya memperhatikan lagi meja di depan saya. Sepasang orang asing yang diam-diam memasukkan roti yang dibungkus tissue ke dalam tasnya. Yah, paling tidak makanan di restoran ini dibutuhkan dan akan dihabiskan – daripada diambil, diaduk-aduk dan tidak dimakan. Saya rasa, hidup tumbuhan dan hewan akan lebih berarti di dunia ini jika mereka "mati" tidak sia-sia, namun bermanfaat untuk kebaikan manusia. Jadi, tolong habiskan makananmu, minimal di piringmu sendiri ya? |
You are subscribed to email updates from The Naked Traveler. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar