The Naked Traveler |
Posted: 10 Apr 2016 10:30 PM PDT Tidak semua teman itu enak buat diajak traveling bareng, meski itungannya sahabat paling dekat sekalipun. Tapi kalau teman yang emang sama-sama penggila traveling, tanpa ba-bi-bu langsung aja setuju. Saya, @claudiakaunang, dan @riniraharjanti sama-sama penulis buku travel. Kami berkenalan lebih dari 5 tahun yang lalu karena sama-sama satu penerbit di Bentang Pustaka. Sejak itu kami berteman baik. Namanya juga tukang jalan-jalan, kami jarang banget bertemu. Namun gosip chatting jalan terus, mulai dulu di laptop via Yahoo Messenger sampai sekarang di smartphone via Whatsapp dan Skype. Saya sendiri sudah pernah traveling bareng Rini ke Raja Ampat, itu pun gabung dengan 10 orang lainnya di atas kapal. Sama Claudia baru sekali ke Yogya, sehari pula. Rini dan Claudia malah belum pernah traveling bareng. Setiap chatting kami selalu melontarkan ide untuk traveling bareng, tapi nggak pernah kesampaian. Bahkan mengunjungi Rini yang tinggal di Kuala Lumpur aja nggak jadi-jadi. Sampai lah suatu hari terlontar ide untuk traveling bareng ke Canada. Kenapa Canada? Meski sudah puluhan negara kami kunjungi, tapi kami bertiga sama-sama belum pernah ke Canada. Singkat cerita, coba tebak, gimana gaya jalan kami – para travel writer kondang? #ciyee Apakah disponsorin? Nggak sama sekali. Kami traveling ke Canada pake duit tabungan masing-masing. Seberapa banyak bawaannya? Setiap orang bawa 2 pieces; koper/ransel dan ransel kecil. Karena cuaca dingin, bawaan jadi lebih banyak dan bulky. Bawaan yang paling lengkap sampe ke printilan sih Claudia – minta apa aja kayaknya ada. Rini yang bodinya paling kecil justru bawaannya paling banyak. Bikin itinerary? Kagak! Kami cuma tahu tanggal berapa ada di mana. Karena saya punya waktu hampir sebulan, Rini 2 minggu, dan Claudia cuman punya semingguan. Artinya, kami hanya bersama seminggu pertama. Tiga hari pertama saya dan Rini ke Victoria, sebelum bergabung dengan Claudia di Vancouver. Setelah itu tiap malam kami berdiskusi mau ngapain,ke mana besoknya dan sama-sama browsing. Di tiap kota kami selalu ke Tourism Office setempat untuk cari info. Itu pun sering nemu ide baru di jalan dan berubah rencana. Pokoknya kami sangat fleksibel. Naik apa? Kebanyakan sih jalan kaki. Sebagai tukang jalan-jalan, kami semua kuat jalan kaki seharian. Kalo jauh ya naik bus, atau naik taksi ke bandara/terminal bus karena bisa patungan bertiga. Pernah juga nyewa mobil ke Lake Louise karena Rini dan Claudia punya SIM Internasional. Apakah ke mana-mana selalu barengan? Seharian sih iya, tapi duduk di bus pun kami bertiga mencar karena sama-sama maunya duduk di jendela. Tapi kalo ada salah satu yang nggak mau ikut, ya nggak maksa. Sehabis makan malam biasanya ada sesi curhat. Setelah itu, Rini yang anak kantoran pasti tidur duluan, Claudia kerja di laptop-nya, saya kadang ngelayap. Menginap di mana? Kami tinggal di hostel yang female dorm sekamar berempat, jadi ada seorang wanita lain yang tidak kami kenal. Saya dan Claudia yang bertubuh besar mendapat kemewahan untuk boleh tidur di bunkbed bawah. Apakah ada ritual khusus? Claudia bangun selalu paling pagi karena dia kudu dandan dulu. Tidur paling telat pasti saya, karena saya selalu mandi sebelum tidur dan mengeringkan rambut pake hair dryer. Karena kami bertiga sama-sama Kristiani, sebelum berangkat kami berdoa bersama yang dipimpin oleh Rini. Gimana makannya? Cari makan pasti yang lebih hemat, seperti di food court atau restoran lokal. Sesuai dengan ukuran tubuh, Rini makannya paling sedikit. Claudia yang doyan ngemil mesti ke supermarket beli camilan sendiri. Saya hanya makan 3 kali sehari langsung porsi besar. Lucunya setiap order makanan di restoran ada polanya; Rini makan ayam, Claudia makan sapi, saya makan babi. Hehehe! Gimana soal perduitan? Untuk booking tiket bus dan hostel biasanya ditalangin dulu pake kartu kredit Claudia, bayarnya belakangan pas tagihan datang dalam Rupiah. Sisanya duit sendiri-sendiri. Siapa yang jadi leader? Tanpa traveling bareng pun, kami sudah tahu bahwa Claudia lah yang otomatis menjadi pemimpin, dia juga paling jago baca peta. Saya dan Rini sih seneng banget ada yang ngurusin. Claudia pun hepi karena dia terbiasa bawa grup #TripBarengCK. Lucunya pernah dia kebablasan mengajak kami ke kafe populer asal Amerika karena kebiasaan grupnya suka beli tumbler. Shopping nggak? Ternyata di antara kami bertiga, yang paling doyan shopping adalah Rini! Dia juga yang rajin ngeracunin kami kalo ada barang sale. Claudia hanya beli suvenir, saya yang paling nggak beli apa-apa kecuali sekali kena racunnya Rini beli jaket. Pada gila selfie nggak? Nggak sama sekali. Motret aja kami termasuk malas. Kami semua tidak punya action cam dan tongsis, jadi kalau mau foto ya gantian aja. Itu pun foto bertiga jarang banget. Meski kami aktif di socmed, tapi kami tidak terpaku pada smartphone masing-masing. Interaksi dengan real people lebih penting! Berantem nggak? Nggak sama sekali! Itu dia, kalo jalan sama orang udah sama-sama sering traveling, hampir dipastikan orangnya sama-sama asyik. Apa-apa dikomunikasikan dan transparan. Mau gebet cowok juga aman karena selera kami berbeda. Ah, ternyata traveling sama mereka memang menyenangkan! Pulang dari Canada, kami pun merencanakan untuk traveling bareng lagi di tahun 2016. Ke mana? Yang jelas ke negara yang kami semua belum pernah juga. Ada yang bisa tebak? Tunggu aja ceritanya! |
You are subscribed to email updates from The Naked Traveler. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar