The Naked Traveler |
[Adv] Jadi Juri Blue Band Master Oleh-Oleh Posted: 29 Jan 2017 10:13 AM PST Lumayan sering saya jadi juri dari berbagai macam kompetisi, terutama di bidang penulisan. Tapi baru kali ini saya diminta jadi juri kompetisi makanan Blue Band Master Oleh-Oleh! Sempat bingung juga kenapa saya yang dipilih Unilever Food Solution (UFS) untuk jadi juri, tapi katanya karena ini adalah kompetisi makanan oleh-oleh maka saya sebagai traveler yang sudah keliling Indonesia dianggap berkompeten menilai oleh-oleh. Emang bener sih, orang Indonesia kalo traveling itu pasti beli oleh-oleh. Saya yang udah nggak beli oleh-oleh aja pasti beli juga kalau traveling di Indonesia, itu pun belinya berupa makanan. Kalo ngasih oleh-oleh berupa makanan itu pasti habis kok, apalagi ditaro di kantor. Survery membuktikan bahwa 3 dari 4 orang Indonesia memilih produk makanan atau kue sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabatnya. Bayangkan berapa besar potensi industri oleh-oleh bagi pariwisata Indonesia! Diluncurkan pertama kali pada September 2016, kompetisi Blue Band Master Oleh-Oleh adalah sebuah ajang menciptakan ragam kreasi oleh-oleh khas nusantara bagi para pelaku industri bakery dan pastry dari dari seluruh propinsi di Indonesia. Dalam kurun waktu dua bulan sejak diluncurkan, sebanyak 3.667 pelaku industri bakery dan pastry telah berpartisipasi dalam kompetisi Blue Band Master Oleh-Oleh melalui website www.masteroleholeh.com. Animo masyarakat Indonesia dalam memberikan dukungan pun cukup besar, tampak dari terkumpulnya lebih dari 160 ribu dukungan melalui website dan SMS yang dibuka sepanjang 1 September – 31 Oktober 2016. Proses penjurian yang panjang pun telah dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap validasi, tahap penjurian tingkat propinsi, hingga tahap penjurian tingkat nasional hingga akhirnya terpilihlah tiga pemenang utama. Penjurian diadakan pada 23-29 November 2016 di Jakarta, di mana dewan juri pada final penjurian terdiri dari Chef Rahmat Kusnedi, seorang pastry chef dan President of Indonesia Pastry Alliance yang telah menggeluti dunia baking di Indonesia selama 20 tahun; Ibu Oneng Setya Harini, Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dan saya sendiri. Cihuy banget nggak sih? Hehe! Sebagai penggemar serial TV kompetisi masak MasterChef, saya jadi tahu cara kerja juri lomba makanan. Kesimpulannya, it's not easy at all! Saat penjurian tingkat nasional, kami harus mencicipi kue dari 34 propinsi di Indonesia, masing-masing 3 jenis! Puluhan kue masuk ke mulut selama beberapa hari itu memang bikin eneg, meski cuma sesendok-sesendok aja. Namun selain menilai rasa, komponen penilaian lain yang tak kalah penting adalah rupa (tampilannya, daya tahan, kemasan) dan keunikan. Untunglah ketua juri, Chef Rahmat, banyak memberikan pelajaran tentang bagaimana menilai kue. Masukannya juga sangat berguna untuk kelangsungan industri, seperti perijinan BPOM dan sertifikasi halal, pengemasan yang kokoh, serta pencantuman tanggal kadaluwarsa. Ah, benar-benar pengalaman yang eye-opening! Setelah diskusi panjang, akhirnya dewan juri telah sepakat menentukan 3 pemenang. Pemenang pertama adalah Bagelen Bekatul kreasi Toko Super Roti dari propinsi Jawa Tengah, pemenang kedua adalah Cake Salak Kilo kreasi Toko Cake Salak Kilo dari propinsi Kalimantan Timur, dan pemenang ketiga ialah Nutsafir Cookies kreasi oleh Toko Nutsafir Cookies dari propinsi Nusa Tenggara Barat. Seluruh pemenang berhak menerima koin emas, paket iklan promosi, dan gelar Master Oleh-Oleh 2016. Kini seluruh oleh-oleh yang terdaftar dalam kompetisi dapat diakses oleh masyarakat melalui Peta Oleh-Oleh di laman www.masteroleholeh.com untuk menjadi referensi saat memilih oleh-oleh dari seluruh Indonesia.
|
You are subscribed to email updates from The Naked Traveler. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar