The Naked Traveler |
10 kesan Turis Brasil tentang Indonesia Posted: 06 Oct 2014 07:28 AM PDT Kalau memperhatikan timeline Twitter @TrinityTraveler setengah tahun yang lalu, saya sempat mem-posting kisah singkat tentang seorang teman asal Brasil yang berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan tagar #TurisBrasil. Ya, di adalah Daniel. Kami berkenalan pertama kali di sebuah hostel busuk di kota kecil bernama Puerto Varas di Chile saat saya #TNTrtw setahun. Dari situ lah kami akhirnya jalan bareng di kota-kota berikutnya di Chile. Beberapa bulan setelah saya kembali dari #TNTrtw, kami chatting. Ternyata dia merasa terinspirasi dengan trip RTW saya setahun. Gokilnya, dia juga resign dari kantornya di bank nomor satu di Brasil (dia seorang IT Analyst) dan pergi jalan-jalan RTW selama delapan bulan!Singkat kata, atas undangan saya pada April 2014 sampailah dia pertama kali di Indonesia. Awalnya tinggal di Bali 10 hari, lalu jalan sama saya di Jakarta dan Bandung selama seminggu. Setelah lebih dari dua minggu di Indonesia, saya tanya apa kesan-kesannya terhadap Indonesia.Memang tidak bisa digeneralisasikan – apalagi hanya di 3 kota besar, tapi saya somehow setuju dengan perkataannya. Begini lah katanya: 1. Alam Indonesia wonderful. Tidak usah dibahas lagi. Saya supersetuju. Sesuai ya dengan semboyan pariwisata kita ya? 2. Orang Indonesia ramah. Ini sih tidak pernah disangsikan oleh turis asing manapun. 3. Di Indonesia, dia merasa tiba-tiba jadi artis. Kenapa? Karena banyak sekali orang Indonesia yang ngajak foto bareng, termasuk di Bali. Semua teman bule saya pasti pernah merasakan hal ini. Entah kenapa dari dulu sampe sekarang, orang kita doyan banget foto sama bule. Puncaknya saat kami di Kawah Putih di Jawa Barat. Saya jadi merasa kayak makelar karena sering dimintai izin oleh… puluhan orang! 4. Orang Indonesia tidak bisa lepas dari ponsel. Dia sangat heran melihat orang Indonesia di manapun pasti terpaku di depan layar ponsel, termasuk di restoran saat orang-orang duduk semeja berhadap-hadapan – bahkan saat sedang berbicara one on one. Dia juga heran melihat orang kita pada punya power bank saking tingkat ketergantungannya yang tinggi. Saya aja yang termasuk jarang main ponsel – apalagi saat makan, dianggapnya masih keterlaluan. Jleb banget nggak sih? 5. Perilaku orang Indonesia berkendara sangat gila. Hampir semua mengendarai mobil dan motor tidak mentaati peraturan. Lampu merah dilanggar, ada orang menyebrang di zebra cross tapi kendaraan tidak ada yang berhenti, trotoar yang dipake untuk parkir dan berjualan, motor yang nyelip di tengah jalur mobil, motor dan truk yang overload, dan lain sebagainya. Lebih herannya lagi saat dia pernah lihat mobil patroli polisi berjalan santai melawan arah dalam keadaan tidak sedang mengejar penjahat. Nah lho! 6. Orang Indonesia jago berbahasa Inggris. Mengingat orang Brasil sangat jarang bisa berbahasa Inggris (bahkan se-Amerika Latin), maka orang Indonesia jadi tampak jago. Di Indonesia, tukang sapu pun bisa menunjukkan arah dalam bahasa Inggris. Pengucapan bahasa Inggris orang Indonesia yang paling dimengerti dibanding orang Asia lainnya. Bahkan orang kita bisa tiba-tiba switch ke bahasa Inggris di tengah kalimat berbahasa Indonesia. Hmm… is that good or bad ya? #ketularan 7. Bule dianggap lebih tinggi derajatnya dibanding orang Indonesia sendiri. Awalnya dia nggak merasa karena selalu kongkow sama sesama turis bule di Bali. Tapi begitu dia jalan sama saya, keliatan banget orang kita justru mengacuhkan saya. Kejadian paling parah saat kami dugem di Eastern Promise di daerah Kemang. Para waitress hanya ngajak ngomong dia, sedangkan saya dilirik pun tidak. Apapun yang saya order, pasti dicuekin. Sementara begitu dia yang order, muka waitress langsung jadi ramah. Jadi bener kan? Nggak usah jauh-jauh ke mana-mana, di negara kita sendiri justru kita yang terkena diskriminasi rasial oleh bangsa sendiri. Huh. 8. Masakan babi di Indonesia adalah yang paling enak dirasakan seumur hidupnya, padahal di negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia. Hehe! Waktu itu saya ngajak dia makan mie pake carsiu garing madu. Well, masakan Indonesia – apapun masakannya – emang paling enak sedunia bukan? 9. Pijatan Indonesia adalah yang paling enak di dunia, murah pula! Selain pijat ala Bali, dua kali saya mengajaknya pijat refleksi dan pijat tradisional. Dengan harga kurang dari USD 10 untuk 1,5 jam, katanya murah banget. Ya iyalah, makanya saya cinta banget Indonesia! 10. Senang dengan konsep karaoke di Indonesia. Secara dia adalah seorang pemusik dan doyan nyanyi, karaoke adalah salah satu aktivitas favoritnya. Tapi cuma karaoke di Indonesia yang bentuknya kamar privat dengan sound system yang baik dan pilihan lagu yang banyak, serta harga yang terjangkau. Yang dia kagum, lagu-lagu berbahasa Portugis pun ada, seperti Ai Se Eu Te Pego dan Barra Barra-nya Michel Teló yang juga sering dinyanyikan band-band bar Indonesia. |
You are subscribed to email updates from The Naked Traveler| The Naked Traveler To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar