Sophie Nhokwara dari Zimbabwe yang dituduh telah menculik dan memerkosa sejumlah sejumlah pria di negara itu tengah berfoto dengan mobil Chevrolet Aveo merah miliknya.
Sejumlah geng perempuan cantik di Zimbabwe mengangkut kaum pria yang butuh tumpangan. Para perempuan itu kemudian memaksakan hubungan seksual demi mengambil sperma laki-laki tersebut. Sperma-sperma itu kemudian digunakan dalam ritual tradisional "juju" untuk mendapatkan keberuntungan. Demikian sejumlah laporan media lokal Zimbabwe seperti dikutip Mail Online akhir pekan lalu.
Seorang perempuan lokal, Susan Dhliwayo, mengatakan, dia baru-baru ini menepikan mobilnya untuk mengangkut sekelompok penumpang laki-laki, tetapi mereka menolak untuk naik ke mobilnya karena takut akan diperkosa. "Sekarang kaum pria takut terhadap perempuan. Mereka bilang, 'Kami tidak bisa pergi bersama dirimu karena kami tidak bisa memercayaimu'," kata Dhliwayo (19).
Menurut laporan-laporan itu, para korban geng perempuan itu dibius atau ditodong dengan pistol atau pisau. Seorang pria bahkan mengaku telah dipaksa untuk mengikuti kemauan geng itu di bawah "todongan ular" ketika pemerkosa mengacungkan seekor ular yang masih hidup.
Para pria yang jadi korban tersebut kemudian diberi rangsangan seksual dan dipaksa melakukan hubungan seks berulang kali, kadang-kadang tanpa pelindung, sebelum kemudian diturunkan di pinggir jalan.
Pada November lalu, tiga perempuan kakak-beradik dan seorang pacar mereka didakwa di pengadilan Harare karena menyerang sejumlah penumpang pria dan mengumpulkan sperma mereka demi acara ritual itu. Kakak-beradik dari keluarga Nhokwara itu ditangkap ketika mereka terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil dan polisi menemukan 31 kondom bekas di bagasi mobil mereka.
Ketiga perempuan itu menghadapi 17 tuduhan terkait penyerangan yang disertai kekerasan karena kasus perempuan memerkosa pria bukan merupakan tindak pidana di negara ini. Tiga perempuan bersaudara mengklaim bahwa mereka hanyalah pekerja seks.
"Tentu kami tahu (itu) digunakan untuk ritual," kata sosiolog Universitas Zimbabwe, DR Watch Ruparanganda, yang percaya bahwa sperma telah menjadi komoditas yang menguntungkan di Zimbabwe. Ruparanganda mengatakan, pemuda jalanan di Harare dilaporkan telah diberi kamar hotel dan minuman keras oleh para pengusaha. Mereka kemudian meniduri pelacur dan kemudian menyerahkan kondom yang telah digunakan.
Asosiasi Penyembuh Tradisional Nasional Zimbabwe mengecam praktik itu. Mereka mengatakan, mereka yakin "itu merupakan bentuk sihir". "Kami benar-benar menentang gagasan itu," kata juru bicara kelompok itu, George Kandiyero.
Serangan-serangan itu belum mereda sejak penangkapan terhadap Nhokwara bersaudara. Polisi mengaku, mereka tidak tahu berapa jumlah kasus yang terjadi. "Kami tidak punya jumlah pasti kasus yang dikonfirmasi," kata juru bicara kepolisian nasional, Wayne Bvudzijena.
Bvudzijena mendorong kaum pria muda Zimbabwe untuk "menggunakan angkutan umum" agar terhindar dari sasaran para pemburu sperma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar