VIVAbola - Terjawab sudah susunan empat besar babak semifinal cabang sepakbola Olimpiade 2012. Duel dua benua, Amerika dan Asia tersaji demi gengsi emas Olimpiade, pesta olahraga tertua di muka bumi.
Dari empat laga delapan besar yang telah selesai digelar, partai Inggris Raya dan Korea Selatan tentu paling menyita perhatian. Betapa tidak, tim berbeda kutub itu menyajikan pertandingan sengit dari awal hingga akhir. Penentuan pemenang harus ditentukan lewat adu jitu tendangan 12 pas.
Kilas balik ke pertandingan di Millenium Stadium, Tim Negri Ginseng mengejutkan perhelatan multi event terakbar itu. Adalah striker Sunderland, Ji Dong-won yang membuka keunggulan atas Inggris Raya di menit 29. Tertinggal, Inggris Raya mampu meresponnya dengan cepat. Menit 36, Aaron Ramsey menyamakan kedudukan 1-1 melalui titik putih.
Namun, hingga waktu 2x45 menit skor tidak berubah. Adu penalti harus dimainkan untuk menentukan pemenang. Sayang, dewi fortuna tidak menaungi tim asuhan Stuart Pearce itu. Inggris Raya menyerah di tangan utusan Asia dengan skor 4-5. Penendang terakhir Inggris Raya, Daniel Sturridge gagal menjalankan tugasnya.
Sebaliknya, 5 eksekutor Korsel sukses menalukkan kiper Jack Butland. Jadilah, Korsel melenggang ke semifinal. Pertandingan epik yang menguras emosi membawa Korea Selatan selangkah lebih dekat dengan medali emas Olimpiade.
Usai laga, Pearce tidak ingin menyalahkan Sturridge sebagai penyebab utama terdepaknya Inggris Raya dari perhelatan Olimpiade. Terpenting, bukan kalah menang, melainkan pengalaman berharga yang didapat pemainnya, membentuk karakter mereka semakin kuat.
"Sturridge mencetak gol kemenangan tiga hari lalu, yang membuat kami lolos dari babak grup, dan malam ini dia jadi pemain yang gagal penalti. Tapi, kami menanggung kekalahan ini bersama," ujar Pearce.
Sementara, kapten Inggris Raya, Ryan Giggs tidak ingin larut dalam kekecewaan. Sebagai pemain paling senior, Giggs menyuntikkan semangat kepada para pemain muda Inggris Raya untuk bangkit. "Ini sangat baik untuk mengembangkan pengalaman mereka. Saya belum pernah mengalaminya. Dan saya akan menghargai setiap saat bersama mereka."
Di pertandingan lainnya, Brasil ternyata mendapat perlawanan sengit dari tim Kuda Hitam, Honduras. Dua kali, tim favorit juara tertinggal. Beruntung Tim Samba berhasil melewati hadangan rintangan tersebut. Brasil U-23 menekuk Honduras 3-2. Leandro Damio menyelamatkan Brasil dari hasil imbang, sekaligus memperpanjang nafas Seleccao di Olimpiade.
Sementara, dua tempat tersisa di partai semifinal dipesan oleh Meksiko dan Jepang. Meksiko meraih kemenangan meyakinkan atas Senegal 4-2. Sementara, jagoan Benua Kuning, Jepang memukul Mesir tiga gol tanpa balas.
Brasil menjanjikan, Jepang masih perawan
Dari empat kontestan di semifinal sepakbola Olimpiade, menarik mengikuti perjalanan Brasil dan Jepang, dua kekuatan sepakbola di benua Amerika dan Asia. Tidak salah bila mereka mampu melaju ke semifinal mencermati sepak terjang yang telah diukir sejak babak penyisihan grup hingga putaran knock-out.
Sampai saat ini, Brasil selalu menang dengan skor tiga gol sejak babak penyisihan grup. Seakan tidak mau kalah, Jepang pun juga menuliskan capaian sendiri. Melangkah ke partai empat besar, gawang Tim Matahari Terbit belum kebobolan sejak pertandingan pertama. Tim yang identik dengan warna biru itu hanya sekali bermain imbang tanpa gol kontra Honduras.
Tingginya produktivitas gol anak asuhnya mendapat apresiasi luas dari pelatihnya, Mano Menezes. Menurut dia, Brasil telah membuat langkah penting di perhelatan Olimpiade musim panas ini. "Tim telah membuat respon yang sangat baik," kata dia.
Sukses Brasil ini pun mendapat sorotan dari mantan punggawanya, Ronaldo Luis Nazario da Lima. Baginya, ini momen yang tepat bagi Brasil untuk merebut medali emas Olimpiade.
Sejarah yang belum pernah ditorehkan juara dunia lima kali tersebut. Terlebih, musuh abadi mereka, Argentina telah gugur di kualifikasi."Tidak ada alasan bagi kami (Brasil) gagal di Olimpiade. Kami telah mempersiapkan diri dengan sangat serius," ujar Ronaldo seperti dilansir Reuters."Kami bisa mengambil keuntungan karena Argentina yang menjadi juara 2004 dan 2008 tersingkir di kualifikasi dan tak bisa mempertahankan gelar mereka. Sekarang adalah saat yang sempurna bagi kami untuk menjadi juara," tambah pemain yang sempat merumput untuk Real Madrid, Inter Milan dan AC Milan tersebut.
Di lain pihak, arsitek Jepang, Takashi Sekizuka boleh bangga atas hasil yang didapat anak didiknya. Betapa tidak, pemain yang diproyeksikan tampil di Piala Dunia 2010 terus menunjukkan kematangan. Keberhasilan Jepang melangkah ke Olimpiade seakan membuka mata dunia, Jepang kini menjadi kandidat juara dunia.
"Olimpiade prioritas utama Federasi sepakbola Jepang dalam membangun tim yang akan tampil di Piala Dunia, dua tahun mendatang," ujar mantan pelatih Kawasaki Frontale tersebut beberapa waktu lalu.
Ambisi dua wakil Asia
Keberhasilan Jepang dan Korea Selatan melaju ke semifinal, setidaknya mengirim pesan, ambisi dua tim asal Asia itu bisa menjadi batu sandungan bagi Brasil dan Meksiko.
Jepang tentu tidak ingin membuang kesempatan emas ini. Terlebih, untuk pertama kalinya dalam rentang 44 tahun terakhir Jepang melangkah ke semifinal Olimpiade. Torehan ini langsung disyukuri oleh Sekizuka."Saya sangat puas atas hasil yang kami dapatkan, melangkah hingga empat besar," ucap Sekizuka di situs resmi Jepang.
"Kami memulai turnamen ini sebagai penantang dengan keyakinan, kami harus mengatasi setiap lawan dalam kompetisi ini," sambung pelatih 51 tahun tersebut menanamkan mental bertanding kepada anak asuhnya.
"Kami mencapai ke titik ini dengan selalu meningkatkan performa setiap pertandingan. Dari sini, kami ingin berjuang keras untuk menjangkau medali (emas)," sambung dia.
Menatap laga kontra Meksiko di semifinal, Sekizuka mengatakan telah menyiapkan dengan matang pemainnya. Memperkuat mental bertanding dan menggenjot fisik, merupakan porsi yang diterapkan kepada para pemainnya. Ketangguhan Jepang akan diuji oleh Meksiko di semifinal. "Kami harus berlatih keras dalam dua hari ini. Saya berharap, kami bisa menunjukkan gaya permainan kami untuk melewati semifinal."
Sementara, Korsel jelas tidak ingin sekedar lewat di semifinal. Maklum, ini kali pertama Taeguk Warriors berhasil mencapai semifinal Olimpiade sepanjang sejarah. Publik sepakbola dunia mungkin tidak pernah lupa bagaimana Korsel melangkah jauh ke semifinal Piala Dunia 2002. 10 tahun silam, Korea Selatan mengalahkan Spanyol lewat adu penalti di perempat final.
Namun, untuk merealisasikan mimpi meraih medali emas Olimpiade, Korea Selatan terlebih dahulu harus melewati rintangan Brasil. Menyinggung laga berat ini, pelatih Korsel, Hong Myung-bo menginstruksikan anak asuhnya agar tidak terbebani dengan oposisi yang bakal mereka hadapi.
"Apa yang dikatakan orang tentang tim favorit, kami tidak peduli. Kami mampu mengalahkan Inggris Raya, salah satu kandidat juara juga di perempat final. Kami akan menghadapi Brasil dengan cermat dan seksama," ujar Myung-bo kepada laman resmi federasi sepakbola Korsel, kfa.com.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar